Emas, Buku, dan Kolor
Soekarno
Siapa menebar penjara, dia akan menuai bui. Begitulah,
hukum karma seakan iatuh pada diri Soeharto, seorang tua sakit-sakitan, yang pernah
mempunyai kekuasaan mutlak sepaniang tiga dekade. Kendati begitu, 'nasibnya masih
mendingan ketimbang yang dialami Soekarno. Tapi, dalam hal penantian pengadilan, ia juga
terombangambing. Soalnya, Presiden Gus Dur mem=i,taktik lain lagi, atas noma i iasi.
"Tahanan rumah adolah bagian dari negosiasi, supaya Soeharto menyerahkan hartanya,'
kata Kiai Presiden.
Repot, memang, mengeiar harta benda Soeharto yang merupokan
hak rakyat. Sungguh berbeda dengan pemeriksaan harta Soekarno, 32 fahun silam. jika
kekayaan Soeharto masih dicari-cari bukti otentiknya, 'kekayaan' Soekarno longsung
kelihatan di depan mata. Tapi, masa Soekarno tak ada yayasan-yoyasan yang memutarkan uang
triliunan. Tak ada perusahaan-perusahaan menggurita yang dikelola anak-anak don para
kroni. Tiada pula rumah don koleksi mobil mewah milik keluarga di luar negeri. Kalaupun
ada cuma desas-desus tentang dana revolusi yang konon disimpan di luar negeri, tapi
keberadaannya bagaikan legenda yang kabur,
Yang bisa disebut harta pribadi Soekarno ternyato semuanya
menumpuk di lstana Negara. Ado beberapa potong emas batangan, berbagai perhiasan, medali
penghargaan, uang, koleksi baju hingga tumpukan buku penuh dengan pernak-pernik. Kalau
dihitung per bijinya, jumlahnya memang sangat banyak. Tapi, kalau ditaksir nilainya, lalu
dibandingkan dengan kekayaan keluarga Soeharto, tentu tak ada apa-apanya
Meski itu, tim pemeriksa Soekarno terus mencecar.
Sepertinya, apa yang menempel pada diri Proklamator itu kalau bisa dipreteli semuanya,
lihat saja kerja tim yang bergerak atas komando lisan Hakim Ketua Kolonel Subono
Mantovani, tanggal 11 Juli 1968. Tim ini beranggotakan sembilan orang, antara lain letkol
lnfantri Po lamiran, Letda CPM Waspodo, Peltu CPM Kusuma Dibrata, Peltu CPM Endro Soetomo,
dua bintara, dan tiga petugas sipil. Mu ng kin, saking rupa-rupanya onggoka n koleksi
Soekarno di berbagai tempat di lstana Negara, Tirn ini membutuhkan waktu dua minggu lebih
untuk mendatanya saja.
Berikut ini kutipan dari laporan hasil keria tim pencatat
yang membongkar semua ruangan yang pernah ditinggali Soekarno. Di kamar pertama, tim itu
langsung membuka seonggok kantung putih. lsinya ternyata berbagai potongan emas dan mata
uang emas. Emas murni saja ada 17 batang, berupa balokan, segi empat besar, segi empat
kecil, keratan besar, keratan kecil, gumpalan kecil, dan bulat. Lalu ada sekeping emas
yang dibungkus kertas, puluhan uang emas, perak, don tembaga dalam pecahan ringgit,
tengahan, don talenan. Ada pula sepucuk amplop yang berisi ramu-ramuan berikut selembar
kuitansi atas nama Kolonel CPM M. Soelan (komandan pasukan pengawal presiden) sebesar Rp
870 juta.
Suko menyumpalkan uang di bawah kasur
Barang-barang yang terbuat dari emas itu terdapat di dalam
sebuah tas kecip wanita dari kulit buaya. Di situ ada 16 potongan balok emas murni berkode
5000. Juga potongan-potongan uang emas, ada yang bergambar Presiden Soekarno don Presiden
Kubitschek, Ganefo 1963, Pakistan-Leaque Bandung. Ialu ada pula berbentuk cincin, kunci,
dan logam uang RI.
Dari sebuah koper tripleks, tim itu membongkar tumpukon dos
berisi dua jam tangan Rolex, enam butir batu permata hitam, seuntai kalung liontin, satu
set perhiasan platina. Koleksi lainnya -berupa beberapa buah jam tangan Patek, kalung
mutiara, cincin, kalung, giwang, juga beberapa buah puplen mahal. Adapun di sebuah tas
kulit coklat tersimpan ratusan lembar uang kertas, mulai dari uang kertas RI baru recahan
RP 100 (36 Iembar), uang kertas RI lama pecahan Rp 10.000 (122 lembar), lembaran dolar AS
senilai US$ 5.910, plus puluhan cek dan travelers cheque dalam hitungan
dolar AS, DM, franc Belgia ' dan poundsterling. Di situ ada pula AlQuran mini berikut kaca
pembesarnya.
Di kamar pertama itu ada dua buah almari besar. lsinya pun
aneka rupa. Pintu satu dibuka, isinya puluhan potong jas, kemeja, baju kaos, kimono, kaos
kaki, dasi, sapu tangan, hingga kaos tangan. Pintu kedua dibuka, isinya juga berbagai
koleksi jas upacara, kain, kemeja berbagai merek, surat-surat, kaos kaki, sapu tangan,
korek api, dan dua botol minyak wangi merek Shalimar-kesukaan Bung Karno. Begitu pula
halnya pintu ketiga almari itu.
Pada almari kedua, yang juga terdiri dari tiga pintu, tim
pemeriksa juga menemukan berbaqai koleksi rupa-rupa . Ado kemeia, kain songket dan kain
ikat dari berbagai daerah, ulas Batak, tikar sembahyang, jas huian, celana pendek, hingga
celana dalam. Tumpukan barang-barang itu berbaur dengan puluhan koleksi jam tangan mahal,
merek Rolex, Patek, Omega, hingga Seiko, juga alat-alat kosmetika merek terkenal dan
berbagai perhiasan emas. Barang-barang lain yang tersebar di kamar itu masih
bertumpuk-tumpuk, seperti koleksi piringan hitam, tape recorder, berbagai piagam
penghargaan, piala, cendera mata, dan barang-barang pecah-belah.
Itu baru dari kamar pertama. Di kamar kedua, kamar ketiga,
dan ruangan lain di lstana Negara, masih menggunung berbagai macam barang. Melihat
banyaknya koleksi yang dikumpulkon dari berbagai negara, itu memang menunjukkan betapa
luasnya pergaulan Soekarno. Yang menarik juga, koleksi ribuan buku aneka topik yang
bertumpuk di beberapa lemari, itu juga menunjukkan betapa luasnya wawasan dia. Sayangnya,
semuanya campur-baur, seakan tidak diurus si empunya barang. Maklumlah, kalau mempunyai
uang saja, Soekarna suka menyumpalkannya di bawah kasur.
Bagi pemeriksa yang mau menyita harta kekayaan Soekarno,
tentu itu memudahkan kerja mereka. Tak perlu jauh-jauh menyelidik, semuanya tinggal
diangkut. lbaratnyal gampanglah mempreteli Soekarno sampai ke kolor-kolornya. |